Sidokelar Paciran Lamongan +62 859-1066-96512 desasidokelar.2020@gmail.com

Profile Desa

Home
Informasi

Profil Desa Sidokelar

Zaman dahulu tersebut sebuah kisah tentang tiga daerah dengan nama Sentul, Perdoto dan Klayar. Di daerah Sentul tidak pernah ada satu kesepakatan yang bisa di bentuk karena tiap orang berjalan dengan kemauannya sendiri-sendiri, istilah zaman itu sitok ngalor sitok ngidul berbeda dengan masyarakat Perdoto yang punya karakteristik unik dimana setiap aturan-aturan yang telah disepakati (ditoto) selalu dibatalkan lagi alias di gulingno, sementara untuk masyarakat Klayar belum pernah bisa menyatukan pemikiran ide-ide atau apapun, karena setiap pemikiran yang terbentuk pasti akan buyar lagi, karena itulah supaya ketiga tempat itu menjadi tempat yang makmur gemah lipah loh jinawi maka, Raden Sepaku menyatuhkan ketiga tempat menjadi SIDOKELAR (Sentul, Doto dan Klayar). Sampai sekarang Desa Sidokelar mayoritas masyarakatnya beragama islam.

Kepala Desa

Sekarang dan Sebelumnya

Nama

Kepala Desa

Jabatan

Yang di duduki

Priode

Tahun Menjabat
1. Moh. Saiful Bahri Kepala Desa 2018 - Sekarang
2. Imron Rosyadi Kepala Desa 2013 - 2018
3. Ahmad Jaelani Kepala Desa 2006 - 2013
4. Fathur Rohman PJ. Kepala Desa 2004 - 2006
5. Nur Hasyim Kepala Desa 1998 - 2004
6. Abd. Wahib Kepala Desa 1990 - 1998
7. Kadam Kepala Desa 1982 - 1990
8. Mutahar PJ. Kepala Desa 1979 - 1982
9. Asmo Kepala Desa 1958 - 1979
10. Syukron Marzuqi Kepala Desa 1955 - 1958
11. Mat Sokran Kepala Desa 1925 - 1955
12. Rais Kepala Desa Belanda - 1925
Demografi Desa Sidokelar

Kondisi Geografis Desa

Secara umum letak geografis Desa Sidokelar memiliki luas wilayah kurang lebih 5,200 Ha. Dan bisa dibagi menjadi Dua karakteristik wilayah daratanya yaitu : Permukiman 2.820 Ha dan Pekarangan 2,380 Ha.
Desa Sidokelar. terdiri dari 3 (Tiga) Dusun, 3 (Tiga) Rukun Warga (RW), dan 9 (Sembilan) Rukun Tetangga (RT). sedang kondisi Topografi Desa Sidokelar Kec. Paciran adalah dataran rendah.

Informasi Realtime

Data Kependudukan

Jumlah Penduduk (Juli 2025)
No Uraian Keterangan
1 Laki-Laki 1375 Jiwa
2 Perempuan 1329 Jiwa
3 Kepala keluarga 820 Jiwa
Total Penduduk 2704 Jiwa
Data Penduduk Berdasarkan Usia (Juli 2025)
No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Penduduk
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 0-4 39 45 84
2 5-9 60 57 117
3 10-14 83 69 152
4 15-19 112 72 184
5 20-24 84 80 164
6 25-29 123 112 235
7 30-34 112 123 235
8 35-39 86 88 174
9 40-44 114 103 217
10 45-49 119 114 233
11 50-54 104 111 215
12 55-59 97 92 189
13 60-64 70 64 134
14 65-69 73 76 149
15 70-74 49 43 92
16 75+ 50 80 130
Jumlah Total 1375 1329 2704
Struktur Mata Pencaharian Penduduk
No Mata Pencaharian Jumlah Persentasi
1 Sektor Perikanan
1. Nelayan 208 9,1 %
2. Pemilik Usaha Perikanan 3 0,1 %
3. Buruh Usaha Perikanan 150 6,6 %
2 Sektor Pertanian
1. Petani 1425 62,4 %
2. Pemilik Usaha Pertanian 2 0,1 %
3. Buruh Tani 320 14,0 %
3 Sektor Peternakan
1. Pemillik Usaha Peternakan 25 1,1 %
2. Buruh Usaha Peternakan 10 0,4 %
4 Sektor Industri kecil
1. Tukang Batu 6 0,3 %
2. Tukang Kayu 4 0,2 %
3. Tukang Sumur 0 0,0 %
4. Tukang Jahit 7 0,3 %
5. Tukang Kue 3 0,1 %
6. Tukang Rias 2 0,1 %
7. Montir 2 0,1 %
8. Pemulung 0 0,0 %
5 Sektor Industri menengah dan besar
1. Karyawan perusahaan swasta 50 2,2 %
2. Karyawan perusahaan Pemerintah 0 0,0 %
6 Sektor lain 68 3,0 %
Jumlah 2285 100%
Tingkat Pendidikan

Pendidikan

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan.

Dari table data ini menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Sidokelar hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri.

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Persen
Usia 3-6 Tahun Yang belum Masuk TK 19 18 37 1,2 %
Usia 3-6 Th yang sedang TK/ Play Group 61 73 134 4,5 %
Usia 7-18 Th yang tidak pernah sekolah - - - 0 %
Usia 7-18 Th yang sedang sekolah 393 298 691 23,0 %
Usia 18-56 Th yang tidak pernah sekolah - - - 0 %
Usia 18-56 Th yg pernah SD tp tidak tamat - - - 0 %
Tamat SD sederajat 70 80 150 5,0 %
Jumlah Usia 12-56 th tidak tamat SLTP 70 86 156 5,2 %
Jumlah Usia 18-56 th tidak tamat SLTA 90 120 210 7,0 %
Tamat SMP / Sederajat 330 340 670 22,3 %
Tamat SMA / Sederajat 310 330 640 21,3 %
Tamat S-1 / Sederajat 164 151 315 10,5 %
Tamat S-2 / Sederajat 4 2 6 0,2 %
Jumlah 1511 1498 3009 100 %
Informasi

Kesehatan Masyarakat

Masalah pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga masyarakat dan merupakan hal yang penting bagi peningkatan kualitas masyarakat kedepan. Masyarakat yang produktif harus didukung oleh kondisi kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Kondisi yang ada menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup berat dan memiliki durasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat Desa Sidokelar secara umum. Hal inilah kiranya yang perlu ditingkatkan perhatiannya agar kualitas balita Desa Sidokelar ke depan semakin baik.

Informasi

Keadaan Sosial Politik

Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Sidokelar, hal ini tergambar dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres, pemilukada, dan pimilugub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.

Khusus untuk pemilihan kepala desa Sidokelar, sebagaimana tradisi kepala desa di Jawa, biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka yang secara trah memiliki hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal ini tidak terlepas dari anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa jabatan kepala desa adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut. Fenomena inilah yang biasa disebut pulung – dalam tradisi jawa- bagi keluarga-keluarga tersebut.

Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa. Kepala desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap.

Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan desa Sidokelar pada 3 tahun yang lalu . Pada pilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni Tercatat ada 5 (Lima) kandidat kepala desa pada waktu itu yang mengikuti pemilihan kepala desa. Pilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa Sidokelar seperti acara perayaan desa.

Pada tahun 2015 ini masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan Kepala Daerah secara langsung Namun cuma 34% dari daftar pemilih tetap, memberikan hak pilihnya. Ini adalah penurunan proggres demokrasi yang cukup signifikan di desa Sidokelar

Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan kembalinya kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus menerus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang penuh tolong menolong maupun gotong royong dalam pembangunan yang dilaksanakan.

Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Permusyawaratan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Sidokelar mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.

Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa Sidokelar mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal.

Berkaitan dengan letaknya yang berada diperbatasan Kecamatan Panceng dan Laut Jawa suasana budaya masyarakat Pesisir Jawa sangat terasa di Desa Sidokelar Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa atau Islam, masih adanya budaya slametan, tahlilan, mithoni, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Jawa.

Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Sidokelar Dalam rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya di Desa Sidokelar Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.

Balai Desa

JL. Ganjaran No. 04 Dusun Sentul Desa Sidokelar Paciran Lamongan, Jawa Timur, Indonesia. 62264.

desasidokelar.2020@gmail.com

+62 859-1066-96512

Copyright © 2025 Pemerintah Desa Sidokelar. All Rights Reserved. Developed by Rizqi Mubarok